Dari Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau meriwayatkan dari Allah ‘azza wa Jalla, sesungguhnya Allah telah berfirman: "Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Akumengharamkan (berlaku) zhalim atas diri-Ku dan Aku menjadikannya di antaramu haram, maka janganlah kamu saling menzhalimi. Wahai hamba-Ku, kamu semua sesat kecuali orang yang telah Kami beri petunjuk, maka hendaklah kamu minta petunjuk kepada-Ku, pasti Aku memberinya. Kamu semua adalah orang yang lapar, kecuali orang yang Aku beri makan, maka hendaklah kamu minta makan kepada-Ku, pasti Aku memberinya. Wahai hamba-Ku, kamu semua asalnya telanjang, kecuali yang telah Aku beri pakaian, maka hendaklah kamu minta pakaian kepada-Ku, pasti Aku memberinya. Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kamu melakukan perbuatan dosa di waktu siang dan malam, dan Aku mengampuni dosa-dosa itu semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku , pasti Aku mengampuni kamu. Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kamu tidak akan dapat membinasakan Aku dan kamu tak akan dapat memberikan manfaat kepada Aku. Wahai hamba-Ku, kalau orang-orang terdahulu dan yang terakhir diantaramu, sekalian manusia dan jin, mereka itu bertaqwa seperti orang yang paling bertaqwa diantaramu, tidak akan menambah kekuasaan-Ku sedikit pun, jika orang-orang yang terdahulu dan yang terakhir di antaramu, sekalian manusia dan jin, mereka itu berhati jahat seperti orang yang paling jahat di antara kamu, tidak akan mengurangi kekuasaan-Ku sedikit pun juga. Wahai hamba-Ku, jika orang-orang terdahulu dan yang terakhir di antaramu, sekalian manusia dan jin yang tinggal di bumi ini memintakepada-Ku, lalu Aku memenuhi seluruh permintaan mereka, tidaklah hal itu mengurangi apa yang ada pada-Ku, kecuali sebagaimana sebatang jarum yang dimasukkan ke laut. Wahai hamba-Ku, sesungguhnya itu semua adalah amal perbuatanmu. Aku catat semuanya untukmu, kemudian Kami membalasnya. Maka barang siapa yang mendapatkan kebaikan, hendaklah bersyukur kepada Allah dan barang siapa mendapatkan selain dari itu, maka janganlah sekali-kali ia menyalahkan kecuali dirinya sendiri”.Hadis riwayat Muslim, no. 2577.
Hari ini ada satu tulisan tentang hidayah yang saya baca yang menyebabkan saya teringat pada hadis Qudsi di atas dari rakaman kelas Syarah Kitab Fadlul Islam. Terjemahan tersebut saya ambil dari blog baiturrahmah. Berikut secara ringkas faedah yang kita boleh dapat dari hadis tersebut diambil dari laman islamweb.net :
- Hadis menunjukkan pengharaman sikap zalim sesama hamba [manusia] dan ia adalah antara objektif utama syariat Allah.
- Hadis tersebut juga menekankan tentang pentingnya doa; pentingnya memohon hidayah [petunjuk] hanya dari Allah; permintaan hamba dibolehkan samada untuk keperluan dan kepentingan dunianya atau agamanya [akhirat]; dan doa adalah ibadah.
- Ianya juga menerangkan penolakan beberapa sifat yang tidak layak bagi Allah; menerangkan kesabitan beberapa sifat kesempurnaan Allah subhanhu wa ta'ala; menerangkan sifat kayanya Allah dari makhluknya dan ketaatan makhluk tidak memberi apa-apa manfaat padaNya, begitu juga kemaksiatan makhluk tidak memberi apa-apa mudarat padaNya.
- Selain itu, terdapat juga peringatan supaya bermuhasabah diri, memeriksa amalan dan agar menyesali akan dosa-dosa.
Baca penjelasan lanjut tentang hadis di sini.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan